Tolong sampaikan pada rusuk-rusuk manusia
Bumi tengah lazim menggoyahkan tiap-tiap jeruji panas
Panorama berdering keruh menggores kisah
Pada lorong yang kau sebut sebagai dunia
Kemudian larutlah seonggok ikrar melalui lengking lisannnya
Aku masih berbicara pada tembok di hadapanku
Pada awal perumusan baja yang ku tancap dalam.
Tapi tak perlu badai untuk menggoyahnya
Lipatan lipatan tebal pada symbol warna hijau
Ketika kau melihatnya, baja telah melebur
Dan tengoklah sedikit lutut kananmu
Benarkah hilang sendi sendi purnanya?
Benarkah putus urat-uratnya?
Saat tahta adalah segalanya?
Begitukah jemarimu bercerita?
Elemen bercorak lenggok, mengintip rona-rona buram
Pantulan dingin mencengkeram tiap sapa
Saat itulah tulang-tulang memberontak
Dengan apa kakinya menyeka?
Sedang lututnya terbelit kegoncangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar